Psikologi secara resmi lahir pada tahun 1879, ketika Wilhelm Wundt (1831-1920) membuka laboratorium yang pertama yang mempelajari tingkah laku manusia di Leipzig Jerman. Wundt adalah orang pertama yang menggunakan istilah :psikologi eksperimental”
“sasaran saya adalah untuk membuka bidang baru dalam bentuk pengetahuan!”
“langkah pertama dalam penyelidikan suatu fakta harus merupakan penjelasan mengenai unsur-unsur.. yang dikandungnya.” (Wundt)
Wundt menggunakan istilah INTROPEKSI, (pemeriksaan keadaan mental diri sendiri)
Melatih orang untuk BERINTROPEKSI dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
1) Pengamat harus menentukan kapan suatu proses dapat dimulai.
2) Mereka harus berada dalam keadaanyang siap atau memusatkan perhatian
3) Pengamatan harus dapat diulangi beberapa kali.
4) Kondisi percobaan harus dapat divariasikan, yaitu dapat menerima manipulasi stimulus yang terkendali
Penilaaian terhadap Wundt
Wundt secara teliti menyusun percobaan-percobaan awal dan juga memulai psikologi sosial (”budaya”). Dengan menekankan pada masalah, bahasa, seni, adat-istiadat, mitos, hukum, dan moral.
Wundt cepat menjadi terkenal.; mahasiswanya mendirikan laboraytorium sendiri ketika mereka kembali ke negaranya masing masing AS, Italia, Rusia dan Jepang.
”pokok-pokok pemikiran Wundt masih dipelajari sampai saat ini indra, perkiraan waktu, waktu reaksi, rentang perhatian, emosi, dan asosiasi verbal..
KELAHIRAN PSIKOLOGI
Label: Mengenal Psikologi | author: Insight CommunityBAGIAN-BAGIAN dalam PSIKOLOGI
Label: Mengenal Psikologi | author: Insight Community
Selain berbagai cara pandang tersebut, psikologi dapat dibagi ke dalam beberapa cabang ilmu di jurusan universitas. Cabang psikologi dapat dilihat sebagai berikut:
1) Psikologi Perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.
2) Psikologi Sosial
bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
1. studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi,motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
2. studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa,sikap social, perilaku meniru dan lain-lain
3. studi tentang interaksi kelompok, misalnya : kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan, konflik
3) Psikologi Kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.
4) Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.
5) Psikologi organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya.
6) Psikologi Kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
7) Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
Dll..
APA SAJA YANGTERMASUK PSIKOLOGI ?
Label: Mengenal Psikologi | author: Insight Community
Tidak seperti ilmu alam, psikologi tidak memiliki satuteori atau pendekatan khusus….
Kami bekerjaberdasarkan Teori Medan (ahli Fisika)
Kami memiliki teori ikatan Molekul. (ahli Kimia)
Kami memiliki teori Darwin (Ahli Biologi)
Kami tidak memiliki pendekatan terrtentu. Kami memiliki beberapa cara pandang (ahli Psikologi)
Kita akan melihat enam pendekatan ataucara pandang utama dalam psikologi :
PSIKODINAMIKA, BEHAVIUORISME, KOGNITIF (termasuk Gestalt), HUMANISTIK, BIO-PSIKOLOGI, SOSIAL-BUDAYA.
APAKAH PSIKOLOGI ITU
Label: Mengenal Psikologi | author: Insight Community
apakah psikologi itu? apakah sama dengan sosiologi? apakah ilmu psikologi bagi orang gila?, apakah psikolog dapat melihat atau menerawang orang lain, ?apakah psikolog dapat meramalkan nasib orang lain?
‘’Psikologi’ berasal dari dua kata: psyche dan logos. Kata psyche berasal dari kata Yunani yang berarti :napas kehidupan” yaitu ”jiwa atau ruh” secara bebas bisa diartikan PIKIRAN’
’dalam mitos Yunani, psyche digambarkan sebagai seekor kupu-kupu.dia menjadi istri Eros, dewa cinta (yang oleh bangsa Romawi dinamakan Cupid.)
”dan Logos berarti ’ Pengetahuan” ”Kajian” seperti ”logi-logi” yang lain.
Oleh sebab itu, psikologi semula idefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jiwa. Tetapi sekarang definisi ini tidak digunalkan oleh kebanyakan psikolog untuk mendefinisikan psikologi.
Mencari Definisi
Banyak psikolog berupaya untuk membedakan secara jelas antara apa yang tepat disebut psikologi dan apa yang tidak.
Jadi, sebagaimana para psikolog mendefinisikan ”psikologi”? Memang sulit menemukan satu definisi yang dapat diterima oleh semua orang. Meskipun kebanyakan psikolog sepakat bahwa definisi itu harus ilmiah--untuk menghindari pemikiran yang kacau. Akan tetapi, tidaklah selalu jelas apa yang dimaksud dengan definisi yang ilmiah itu.
Kesulitan lainnya adalah masalah praktik-ada yang menyatakan kemustahilan”—dilakukan pengkajian ”jiwa” secara langsung. Memang mendefinisikan ”jiwa” sama sekali, terutama ahli behaviorisme, seperti B.F Skiner dan J.B. Watson.
”kita tidak perlu mencari apa sebenarnya arti kepribadian, pikiran, perasaan,.... untuk menganalisis tingkah laku secara ilmiah”. (B.F Skiner 1971)
”jangan pernah menggunakan istilah kesadaran, keadaan mental, pikiran...”(J.B. Watson 1913)
Oleh karena itu, daloam pelaksanaanya, kebanyakan psikolog berkonstrentasi pada apadapat dilihat dan diukur dari tingkah laku manusia termasuk proses biologis dalam tubuh. Pada saat yang sama , walaupuna ada bpandangan yang ektrem dari beberapa ahli Behaviorisme, pada umumnya ”jiwa” masih dipandang sebagai pokok utama bidang psikologi.
Jadi, definisi umum yang banyak diterima adalah
Psikologi adalah kajian ilmiah tentang jiwa dan tingkah laku manusia dan binatang.
Sebaliknya, psikologi adalah terutama tentang individu atau sekumpulan kecil manusia, seperti dalam Psikologi Sosial.
Metode-metode yang digunakan juga berbeda. Dalam Psikologi, ada penekanan untuk melakukan eksperimen, tetapi dalam sosiologi hal tersebut biasanya tidak mungkin dilakukan—dengan alasan praktis dan etika—jadi observasi dan survei lebih sering dilakukan.
Kematian Michael Jackson
Label: Media Coverage | author: Insight Community
Oleh _aDQ_
“Michael Jackson meninggal dunia di rumahnya di Los Angeles pada hari Kamis, 25 Juni 2009, Pukul 14:26 Waktu setempat. Ia tidak sadarkan diri setelah menderita serangan Jantung Berita kematian Michael Jackson tersebar cepat di Internet. Banyak website yang kewalahan menangani pengguna Internet yang ingin mencari Informasi tentang kematian Jacko. Google sempat mengalami gangguan karena begitu banyaknya kata kunci "Michael Jackson" yang dimasukan. AOL Instant Messenger juga sempat mengalami gangguan selama 40 menit karena banyaknya pengguna yang menginformasikan kematian Jacko lewat AOL Instant Messenger
Begitulaah sekutip berita yang dilontarkan media masa. Misteri kematian
Micheal Jackson yang merupakan Legend of Pop masih mengundang tanda tanya besar. Kepolisian yang menyelidiki kasus ini belum bisa memastikan secara penuh penyebab kematian raja musik pop ini. Tapi dugaan yang paling kuat adalah Mickel Jackson terkena serangan jantung dikarenakan menelan obat-obatan secara berlebihan setiap hari, termasuk obat antidepresi dan penahan rasa sakit.
Banyak yang kehilangan Legend of Musik Pop ini sehingga di berbagai belahan dunia para penggemar Jacson mengadakan berbgai acara untuk Mengenang Jacson.
Presiden Amerika Barack Obama juga turut ber-belasungkawa Presiden AS Barack Obama mengakui Michael Jackson sebagai "ikon musik". Namun Obama juga menganggap sebagian hidup penyanyi legendaris itu tragis.
Hal itu disampaikan juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs dalam briefing reguler Gedung Putih seperti dilansir harian Telegraph ,).
Ketika ditanya wartawan mengenai Jackson yang meninggal pada usia 50 tahun, Gibbs mengatakan: "Saya pikir semua orang ingat saat mendengarkan lagu-lagunya, menonton dia menari (moonwalk ) di televisi saat ulang tahun ke-25 Motown."
"Presiden juga mengatakan bahwa dia memiliki aspek-aspek kehidupannya yang menyedihkan dan tragis. Belasungkawa dia (Obama) untuk keluarga Jackson dan fans yang berduka atas kepergiannya," imbuh Gibbs.
Yang pastinya semoga kepergian Mickel Jacson memberi Pengaruh positip bagi semua penggemar di belahan dunia sehingga diakhir kematiannya dia bias membawa manfaat bagi orang banyak. Dan juga semoga smua Jasa Jacson diterima di sisi-Nya
Pentingnya sikap Orang yang diCintai
Label: Psikologi Perkembangan | author: Insight CommunityOleh Ade Fitri Rahmah
Sekarang Para Ahli Psikologi berminat untuk mengetahui mengapa timbul sikap-sikap tertentu dari ibu dan anggota keluarga lain terhadap anak-anak yang sedang berkembang; seberapa jauh sikap-sikap ini tetap ada dan apa pengaruhnya pada hubungan antara anggota keluarga dengan anak setelah dilahirkan, terutama selama tahun-tahun awal pertumbuhan dimana orang-orang yang berarti dalam dunianya sebenarnya merupakan anggota keluarganya. Meskipun penelitian seperti ini relatif masih baru, namun telah dapat menunjukkan penjelasan yang penting yang disingkat dibawah ini
Sumber Timbulnya Sikap
Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap terhadap anak. Pertama, Pengalaman awal masa muda dengan anak-anak menentukan bagaimana perasaan mereka tentang anak-anak pada umumnya dan tentang peran mereka dimasa mendatang sebagai orang tua.
Kedua, pengalaman dengan teman-teman, baik dimasa lalu maupun sekarang, mewarnai sikap individu.
Ketiga, orang tua atau nenek yang mencintai anak-anak dan yang menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang tidak mempunyai anak, dapat menimbulkan sikap yang menyenangkan terhadap anak-anak.
Keempat, sikap terhadap jenis kelamin dari anak yang belum dilahirkan dapat dipengaruhi oleh gagasan-gagasan stereotip, misalnya bahwa anak laki-laki”sulit diatur”.
Kelima, media massa cenderung mengagungkan kehidupan dan peran orang tua. Sikap orang dewasa yang terbatas pengalamannya dengan anak-anak dapat sangat dipengaruhi “drama keluarga” dalam acara televisi.
Kondisi yang Mempengaruhi Sikap Orang-orang yang Berarti
Sikap Ibu
Mencintai Anak-anak
Mengiginkan Persahabatan
Ingin menyenangkan suami atau memperbaiki hubungan perkawinan yang kurang baik.
Ingin seperti temannya yang mempunyai banyak anak.
Merasa kurang tepat berperan sebagai orang tua.
Benci karena harus meninggalkan karier
Takut melahirkan atau takut mempunyai anak yang cacat.
Tidak menyukai gangguan fisik dan pertambahan berat badan sehubungan dengan kehamilan.
Benci karena harus bekerja keras atau terikat.
Sikap Ayah
Mengiginkan anak laki-laki untuk meneruskan nama keluarga atau dapat bekerja sama dalam bidang usaha.
Perlu mambuktikan kejantanannya pada diri sendiri maupun pada orang lain.
Merasa kurang tepat berperan sebagai orang tua.
Tidak menyukai adanya gangguan pada program pendidikannya atau pekerjaannya.
Khawatir akan beban keuangan dalam membesarkan anak.
Tidak menyukai keterikatan.
Sikap Saudara Sekandung
Mengiginkan teman bermain.
Ingin memiliki saudara sebanyak teman bermainnya.
Takut kehilangan kasih sayang dan perhatian orang tua.
Takut harus membagi kamar atau mainan dengan adik barunya atau takut harus membantu merawatnya.
Mengiginkan simpati dari teman yang mengeluh tentang saudara mereka sendiri.
Sikap Kakek/Nenek
Mengiginkan cucu dalam rangka meneruskan nama keluarga.
Mencintai anak-anak.
Ingin merasa orang berguna dengan membantu merawat cucu.
Takut dibebani masalah keuangan.
Mapannya Sikap
Senang, tidak senang, prasangka dan sikap, sekali terbentuk cenderung mapan, meskipun mungkin saja terjadi perubahan-perubahan kecil. Perubahan yang terjadi biasanya hanyalah dalam bentuk modifikasi dari sikap yang ada; sikap ini bisa menjadi kurang menyenangkan atau lebih menyenangkan dibandingkan dengan sikap yang asli. Jadi, perubahan sikap lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif.
Ada dua alasan mengapa sikap itu mapan. Pertama, sikap cenderung mapan karena keyakinan individu yang menganggap sikapnya sahih dan di benarkan. Kedua, dari mapannya sikap terhadap anak yang terbentuk sebelum anak itu dilahirkan adalah bahwa sikap tersebut biasanya sarat emosi. Dan, sebagaimana semua sikap emosional, sikap-sikap itu sulit bahkan tidak mungkin diubah.
Efek Sikap pada Anak-anak
Setelah melahirkan, sikap ibu, yang kebanyakan terbentuk sebelum kelahiran bayi, mempengaruhi anak karena sikap tersebut tercemin dalam cara mamperlakukan anak. Sikap-sikap anggota keluarga lainnya-ayah, saudara-saudara dan nenek dapat juga mempengaruhi anak. Sebelum anak dilahirkan sikap mereka dapat mempengaruhi secara tidak langsung melalui ibu.
Seperti halnya sikap ibu, sikap anggota keluarga lainnya juga cenderung mapan, meskipun dapat berubah sedikit bergantung sebagian pada apakah anak itu sesuai dengan harapan-harapan mereka dan sebagian pada bagaimana anak itu memperlakukan mereka.
Efek sikap dan Hubungan Keluarga
Sikap anggota keluarga yang pada umumnya telah terbentuk sebelum anak dilahirkan mempunyai efek yang besar tidak hanya pada anak tetapi juga pada hubungan keluarga. Pengaruh ini bisa menyenangkan atau tidak menyenangkan, tidak bergantung pada sikap satu anggota keluarga melainkan bergantung pada sikap semua anggota keluarga.
Cepat atau lambat anak akan menyadari adanya perbedaan perasaan dari masing-masing anggota keluarga terhadap dirinya dan hal ini mempengaruhi sikapnya terhadap anggota keluarga dan kepada dirinya sendiri. Merasa dicintai dan diingini akan memacu anak untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga meningkatkan sikap dan hubungan keluarga yang menyenangkan.sebaliknya, kalau anak perasa, mengetahui atau mencurigai bahwa mereka mengecewakan ayahnya, membebani ibunya yang sudah sangat sibuk dan mengganggu saudara-saudaranya, maka ia akan memperlihatkan kebenciannya dengan berperilaku sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan sikap yang kurang menyenangkan dan memperburuk hubungan keluarga.inilah yang seringkali merupakan awal dari penyesuaian kepribadian yang kurang baik dan awal dari timbulnya perilaku yang mengundang masalah yang dapat mengganggu anak selama bertahun-tahun bahkan sering kali sepanjang hidupnya.
BAHAYA SELAMA PERIODE PRANATAL
Bahaya fisik
Periode zigot
Kelaparan
Kurangnya persiapan uterine
Implantasi di tempat yang salah
Periode embrio
Keguguran
Ketidakteraturan perkembangan
Periode janin
Keguguran
Premature
Komplikasi pada saat melahirkan
Ketidakteraturan perkambangan
Kondisi-kondisi yang mampengaruhi bahaya fisik
Ada kondisi tertentu yang ternyata memperbesar kemungkinan terjadinya bahaya fisik atau menekankan bahaya tersebut. Pertama, adalah saat terjadinya. Para dokter telah bertahun-tahun mengetahui bahwa kalau calon ibu mengalami kontraksi “rubella” dalam kehamilan tiga semester pertama, kemungkinan akan terjadi ketidakteraturan dalam perkembangan bayinya, terutama dalam bentuk cacat mata atau cacat telinga atau pembentukan jantung yang kurang baik.kondisi kedua adalah bila kondisinya lebih kuat atau lebih besar dari kondisi normal.
Beberapa kondisi yang diketahui mempengaruhi anak yang sedang berkembang selama periode pranatal. Adalah sebagai berikut:
• Malnutrisi ibu dapat merusak perkembangan normal. terutama perkembangan otak janin terlalu banyak merokok dan banyak minum-minuman keras mengganggu perkembangan normal.terutama selama periode embrio dan janin.
• Usia ibu, sebabnya adalah bahwa menjelang menopause para wanita seringkali mengalami gangguan endokrin yang memperlambat perkembangan embrio dan janin, menimbulkan ketidakteraturan perkembangan seperti cretinisme, “Down syndrome,” pembentukan jantung yang salah dan “hydrocephalus,’’ yang semuanya mencakup cacat fisik dan mental. Wanita yang lebih tua juga cenderung mempunyai bayi yang lebih kecil dan lebih banyak mengalami komplikasi pada waktu melahirkan daripada wanita yang lebih muda.
• Jenis pekerjaan tertentu cenderung lebih mengganggu perkembangan pranatal dari pada jenis pekerjaan yang lain. Burnham menunjukkan,”kemungkinan terjadinya kerusakan pada janin dan kerusakan genetik yang dapat terjadi pada wanita pekerja tampaknya merupakan masalah medis yang penting”.
• Embrio perempuan mempunyai kemungkinan hidup yang lebih besar daripada embrio laki-laki, tetapi sebab belum diketahui. Ketidakteraturan perkembangan juga sering terjadi pada janin laki-laki daripada janin perempuan.
• Kelahiran kembar lebih berbahaya daipada kelahiran tunggal. Janin kembar bersesakan sepanjang periode pranatal dan ini menghambat kegiatan janin normal yang penting bagi perkembangan. lahir sebelum waktunya juga lebih banyak terjadi pada kelahiran kembar, seperti halnya kemungkinan terjadinya ketidakteraturan perkembangan.
Efek jangka panjang
jikalau ketidakteraturan perkembangan memang benar-benar serius dan kalau embrio tidak gugur atau mati pada waktu kelahiran atau segera sesudahnya, individu akan cacat dalam beberapa hal salah satu aspek yang serius dari ketidakteraturan perkembangan adalah bahwa ketidakteraturan itu kadang-kadang tidak dapat dilacak dokter sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah kelahiran. Epilepsi, cerebralpalsy, dan keterbelakangan mental misalnya, mungkin tidak tampak sampai masa bayi atau bahkan masa awal kanak-kanak. Kerusakan pada otak janin, apapun penyebabnya, akan mempengaruhi perilaku individu yang semakin lama semakin tampak jelas dengan bertambah besarnya anak dan bila dibandingkan dengan anak-anak sebaya.
Telaah terhadap efek jangka panjang dari kekembaran menunjukkan bahwa kerumitan pranatal pada saat itu, terus berlangsung sampai kehidupan pascanatal dan mempengaruhi pola-pola pemyesuaian pribadi dan sosial. Bayi-bayi kembar yang lebih kecil cenderung mempumnyai IQ yang lebih rendah yang merupakan penyebab, sebagian, dari prestasi, akademis yang lebih rendah. Sampai sekarang tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minum minuman keras dalam jumlah kecil selama masa kehamilan akan menimbulkan pengaruh jangka panjang pada anak yang sedang berkembang. Di lain pihak, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa merokok yang berlebihan dapat menimbulkan akibat buruk jangka panjang, kecuali kalau kebiasaan merokok dihentikan secara drastis. Sampai sekarang belum ada bukti yang menunjukkan adanya efek jangka panjang dari ibu yang banyak merokok terhadap kecerdasan anaknya.
Usaha-usaha untuk mengatasi ketidakteraturan Perkembangan, sekarang ada dua pendekatan yang digunakan untuk mengatasi ketidakteraturan perkembangan. Yang Pertama adalah konseling genetik. Kedua, adalah menggunakan amniocentesis. Amniocentesis adalah prosedur medik yang meliputi pengambilan contoh cairan penghubung pembungkus janin dari uterus ibu yang hamil dengan cara memasukkan jarum kedalam perut dan diiringi dengan suara ultra untuk meyakinkan bahwa jarum tidak menusuk tubuh janin yang sedang berkembang. Cairan yang diambil melalui sel-sel yang dilepaskan oleh janin, dan kemudian diteliti oleh adanya kerusakan-kerusakan biokimia dan kromoson. sampai sekarang, amniocentesis merupakan tes yang paling canggih untuk menentukan jenis kelamin bayi meskipun jarang untuk maksud itu. Dan juga tes yang paling tepat pada saat ini untuk meramalkan adanya abnormalitas fisik atau mental sebelum kelahiran.
Bahaya Psikologis
Bahaya Psikologis dapat menimbulkan akibat yang tetap ada pada perkembangan individu dan dapat mempengaruhi lingkungan sesudah dilahirkan dan perlakuan yang diterima anak dari orang-orang yang berarti selama tahun-tahun pertumbuhan awal. Tiga bahaya psikologis yang penting berupa kepercayaan tradisional tentang bagaimana seseorang dapat meramalkan jenis kelamin anak yang belum lahir juga dapat mengakibatkan kebencian dan kekecewaan yang terungkap dalam sikap yang kurang menyenangkan terhadap anak, hal ini seringkali tetap ada selama hidupnya. Tekanan yang dialami ibu, yaitu keadaan emosi yang meninggidelama beberapa waktu. Tekanan ini dapat disebabkan karena rasa takut, marah, sedih atau iri hati. Sikap-sikap yang kurang menyenangkan di pihak orang-orang yang berarti. Dalam banyak hal bahaya ini merupakan efek yang paling serius dan paling mendalam, karena sekali sikap berkembang maka sikap itu cenderung mapan dan hanya ada sedikit sekali perubahan atau modifikasi.
Beberapa sikap kurang menyenangkan yang umum kepada anak yang belum lahir :
1. Anak yang tidak diinginkan
2. Tidak menghendaki anak pada saat itu
3. Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
4. Konsep anak impian
5. Tidak mengiginkan anak-anak kembar
6. Mengiginkan penguguran atau aborsi
7. Penghinaan kepada anak .
POKOK-POKOK PENTING
1. Periode pranatal yang berlangsung dari saat pembuahan sampai kelahiran dan lamanya sekitar sembilan bulan, sampai belakangan ini hanya sedikit menarik minat bidang psikologi meskipun para ahli ilmu psikologi dan anggota-anggota profesi kedokteran telah mengadakan telaah secara intensif.
2. Ada enam ciri periode prenatal. Periode ini saat di mana sifat bawaan dan jenis kelamin individu ditentukan; di mana kondisi-kondisi dalam tubuh ibu dapat mendorong atau mengganggu pola perkembagan pranatal; di mana pertumbuhan dan perkembangan secara proposional lebih besar daripada dalam periode-periode lain; di mana banyak terdapat bahaya baik fisik maupun psikologis; dan saat di mana orang-orang yang berarti membentuk sikap kepada individu yang baru tercipta.
3. sebelum siap memproduksi manusia baru, sel-sel seks pria harus melalui dua tahap permulaan-pematangan dan pembuahan dan sel-sel seks wanita harus melelui tiga tahap permulaan-pematangan, ovulasi dan pembuahan.
4. Ada empat hal yang ditentukan pada saat pembuahan : sifat bawaan dan jenis kelamin ditentukan sekali untuk sepanjang hidup; apakah akan terjadi kelahiran tunggal atau kembar; dan posisi urutan dalam keluarga.
5. Penetapan sifat bawaan pada saat pembuahan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua cara: pertama, menentukan batas-batas yang tidak dilampaui individu. Kedua, sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, maka hal itu tidak dapat dikendalikan.
6. Jenis kelamin dari individu yang baru diciptakan penting karena tiga alas an: Pertama, dari awal individu dibentuk dalam stereotif budaya yang disetujui untuk kelompok jenis kelaminnya; Kedua. Mereka tidak boleh mempelajari pengalaman yang dianggap tidak sesuai bagi kelompok jenis kelaminnya, dan ketiga, sikap dari orang yang berarti berbeda sesuai dengan penggolongan jenis kelaminnya.
7. Perkembangan jangka pendek maupun jangka panjang amak tumggal berbeda dengan anak kembar.
8. Pola perkembangan individu dari bermacam-macam urutan posisi dalam keluarga sangat berbeda, anak pertama dan anak yang terakhir biasanya lebih menyenangkan dari anak tengah.
9. periode embrio biasanya dianggap sebagai waktu yang kritis karena bentuk fisikyang saat itu berkembang pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik dalam lingkungan pranatal.
10. sikap orang yang berarti kepada individu yang baru terbentuk selama periode pranatal. Sikap ini cenderung mapan karena sikap itu didasarkan pada sejumlah alasan yang dianggap benar dan karena sarat emosi yang karenanya sulit dirubah.
11. Dari semua sikap keluarga, sikap ibu adalah yang terpenting karena eratnya hubungan antara ibu dan anak selama tahun-tahun awal, tahun-tahun pertumbuhan anak.
12. Waktu terjadi bahaya fisik dan intensitasnya merupakan hal yang lebih penting dalam efeknya pada perkembangan calon manusia daripada bahaya itu sendiri.
13. Diantara sepuluh bahaya fisik periode pranatal, malnutrisi ibu dan pelbagai penyakit tertentu-seperti rubella selama periode embrio biasanya sangat berbahaya karena efek jangka panjang yang diakibatkannya.
14. Bahaya Psikologis yang paling umum dan yang paling berat dalam periode pranatal berupa kepercayaan tradisional tentang kondisi yang dapat mempengaruhi anak yang belum lahir; tekanan yang dialami ibu; dan sikap-sikap yang kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti.
KEKERASAN MASYARAKAT : "Sebuah fenomena salah asuh"
Label: Kekerasan | author: Insight Community
Oleh Abd. Tsabit Spsi,..
Tragis, paradoks dan memalukan ketika kita menyimak sederatan kasus kekerasan masyarakat yang belakang ini muncul di beberapa media. Tak tanggung-tanggung pelakunya pun beragam, mulai dari kalangan masyarakat "awam" bahkan sampai masyarakat "afham" (masyarakat yang paling "faham" tentang pendidikan atau masyarakat terdidik) pun kerap menjadi aktor di balik kekerasan. Sebagai contoh mulai dari kasus mutilasi yang dilakukan seorang pembantu yang terkesan mencerminkan perilaku Barbarian, kemudian kasus terbaru dan sungguh memalukan adalah kasus duta mahasiswa berprestasi kita yang sedang bertamu dan menempuh studi di Singapura entah karena khilaf, telah tega berani mencedrai guru besarnya sendiri padahal posisi sang guru besar adalah selaku tuan rumah. Muncul satu pertanyaan, siapa yang mesti disalahkan dan mengapa budaya kekerasan ini semakin menggeliat di negeri kita.
Negara kita bukanlah negara yang menganut faham Machiavelian yang mengasumsikan bahwa kekerasan adalah instrumen efektif untuk mencapai tujuan sejauh yang diancam dengan kekerasan memiliki kekuatan lebih lemah. Faham Machiavelian selalu menjadikan teror, intimidasi, kekerasan bahkan pembunuhan sebagai sarana efektif untuk menyelesaikan masalah. Namun negara kita adalah negara yang sudah terlanjur menyandang predikat sebagai negara yang memiliki akar budaya yang santun, ramah dan terkenal pandai memanusiakan orang. Lalu kenapa fenomena kekerasan kerap terjadi belakangan ini.
Semua kalangan sepakat bahwa fenomena tersebut dipicu karena krisis budi pekerti dan hampanya tatanan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Krisis budi pekerti dan hampanya tatanan nilai tersebut disebabkan dengan meminjam istilah pakar pendidikan Arif Rahman adalah karena pola asuh anak yang terlalu mengedepankan pendidikan otak dari pada watak. Selain itu juga pola penanaman nilai dan moral anak dari keluarga yang terkesan setengah hati, yang mana dalam kenyataannya sudah dipercayakan kepada lembaga-lembaga penitipan yang tengah menjadi tren. Tanpa kita sadari bahwa semenjak kecil sampai dengan orang tua rentapun kita masih tergantung dengan lembaga-lembaga penitipan, seperti dari mulai playgroup sampai panti jompo. Hemat mereka sederhana, karena dengan cara itu segalanya menjadi mudah dan tidak perlu ambil pusing. Padahal kalau kita tahu, setiap anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya selalu merindukan kelekatan psikologis maupun pendekatan dialogis. Hal demikian itu tanpa disadarai oleh pihak keluarga akan menjadi cikal bakal lahirnya perilaku (behavior) seorang anak yang nantinya akan beranjak dewasa.
Solusi yang bisa ditawarkan dalam hal ini adalah semestinya kita harus melakukan refleksi massal mengenai pola asuh dan pola didik anak bangsa. Ada dua pendekatan yang dirasa sangat humanis dalam melihat fenomena kekerasan masyarakat ini, yaitu dengan cara mengasah kecerdasan emosional anak dan menumbuhkan potensi akal sehat (reasoning) anak sejak dari dini.
Mengasah kecerdasan emosional anak, berarti bagaimana anak itu diarahkan untuk bisa peka dengan emosi yang dimilikiya dengan mampu mengendalikan perasaannya sesuai dengan kondisi lingkungannya, mampu mengenali emosi dan perasaan orang lain, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah terganggu emosinya, bereaksi dengan tepat sehingga mampu mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain.
Menumbuhkan potensi akal sehat (reasoning) berarti memberi pemahaman kepada anak bahwa akal sehat adalah akal yang dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan yang sehat. Hal itu bisa ditempuh dengan cara senantiasa mengembangkan argumentasi dan dialog dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Oleh karena itu, dua pendekatan inilah yang seharusnya menjadi acuan dalam sistem pendidikan di negeri ini, pada akhirnya setiap generasi dari anak bangsa mampu untuk menghadirkan perdamaian setiap harinya, sehingga tidak menutup kemungkinan Ibu Pertiwi pun pasti tersenyum.
Menolak "Lipstik Partai Politik" dalam Wajah Kampanye.
Label: Politik | author: Insight Community
Oleh Abd. Tsabit SPsi..
Genderang kampanye terbuka pemilu 2009 sudah ditabuh, seluruh partai politik serentak berbenah untuk melakukan strategi terbaik di dalam menarik masa sebanyak-banyaknya. Dalam sebuah hajatan demokrasi (kampanye pemilu), seluruh masyarakat selalu ditempatkan sebagai pihak penikmat dan penyimak pertunjukkan dari aksi-aksi yang ditampilkan partai politik, oleh sebab itu partai politik dituntut harus menampilkan sosok paras dan wajah yang anggun, menawan dan memikat hati. Daya pikatnya pun unik dan mampu membuat masyarakat mabuk kepayang, yakni dengan selalu menawarkan perubahan, perbaikan, kesejahteraan, serta jaminan masa depan yang lebih baik. Padahal dibalik itu semua adalah hanya "lipstick" partai politik semata yang dengan sengaja dilakukan supaya paras wajah kampanye mereka mempesona dan masyarakat banyak yang jatuh hati dengannya.
Dewasa ini masyarakat kita sudah banyak belajar dari pengalaman kampanye-kampanye sebelumnya, dari sini rupanya mereka sudah banyak makan garam dan telah menjadi lebih cerdas daripada pemilu sebelumnya. Masyarakat kita sudah terlampau jenuh dengan rayuan dan janji-janji partai politik yang cenderung mengibuli dan tidak mencerdaskan, malah justru dengan rayuan dan janji-janji partai politik tadi menjadi biang hilangnya kredibilitas mereka di saat mereka terpilih, dan hal yang membahayakan lagi adalah ketika stigma masyarakat muncul akibat mosi tidak percaya sehingga mereka memboikot tidak berpartisipasi dalam pemilu (golput), maka partai politik seharusnya lebih berpikir panjang mengenai dampak dari apa yang telah mereka lakukan dalam setiap kampanyenya, tidak hanya untuk memikirkan kepentingan mereka sesaat tetapi lebih jauh harus memikirkan bagaimana bangsa ini ke depan punya kredibiltas, martabat dan harga diri, karena setiap bangsa dimanapun selalu melahirkan generasi berikutnya. Jika hal ini terus terjadi maka bisa dibayangkan bangsa kita akan terus selalu berada dalam lingkaran pembodohan dan hilangnya nilai-nilai kemanusiaan. Selain Itu seharusnya partai poltik juga harus membuat kontrak politik dengan bermateraikan suara hati untuk selalu berpegang kepada janji dan komitmen dan mereka siap diawasi atau dimonitoring secara berkala oleh masyarakat.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cerdas dan berpotensi besar untuk maju. Partai politik yang sejati adalah partai politik yang mencetak figur-figur pejabat yang berdedikasi tinggi dan cinta negeri, figur-figur yang memang benar-benar memikirkan kemajuan bangsa dan negara serta figur pemimpin yang tidak menganggap bangsanya bodoh dan tidak pula membiarkan kebodohan ada di tengah masyarakat.
" NEO-PREMANISME ANAK SEKOLAHAN"
Label: Kekerasan | author: Insight Community
Oleh Abd Tsabit SPsi
Fenomena premanisme dan kekerasan di negeri kita sekarang ini selalu tersaji menjadi menu hangat di setiap media, yang menarik dalam perjalanannya kedua istilah tersebut seakan ber-evolusi menjadi catatan tersendiri di negeri yang terkenal santun ini.
Pada era tahun 70-an kita mengenal istilah "banditisme", kemudian bergeser pada tahun 80-an keatas istilah ini berubah menjadi "premanisme". Tapi kini siapa yang menyangka kalau istilah tersebut tengah berbenah menjadi istilah neo-premanisme. Kenapa mesti neo-premanisme?
Penulis merasa nyaman ketika mengistilahkan neo-premanisme, karena hemat penulis fenomena kekerasan yang kurang bisa dipertanggung jawabkan secara moral ini, kerap kali dilakukan oleh kaum pelajar baik itu mahasiswa maupun ade-adenya mahasiswa (siswa-siswi) yang semestinya mereka selalu mengusung panji-panji moral dan intelektual dalam setiap tutur kata dan tindakannya.
Kita mungkin sudah tutup buku dengan kasus kekerasan yang menggurita di IPDN, tawuran yang terjadi antara mahasiswa UKI dengan YAI di Jakarta tahun lalu, lalu menyusul kasus terhangat yang mulai terendus di STIP Marunda Jakarta yang tak kalah biadabnya. Tetapi penyakit perilaku amoral ini seolah-olah tertular menjangkiti ade-adenya mahasiswa di atas.
Kasus yang hangat disoroti sekarang ini adalah aksi kekerasan yang dilakukan oleh pelajar SMA di daerah Pati Jawa Tengah, yang uniknya kekerasan ini dilakukan oleh beberapa siswi yang menamakan dirinya dengan sebutan Geng Nero. Apakah ini sebuah fenomena emansipasi wanita yang kebablasaan, sehingga menambah satu poin kenyamanan lagi bagi penulis untuk menyebut fenomema ini dengan istilah "neo-premanisme".
Semua orang dan kalangan berhak mengerutkan dahinya untuk bertanya kenapa hal ini bisa terjadi. Pendapat pun beragam dilontarkan, para sosiolog mengatakan fenomena ini kerap disebut dengan fenomena krisis budi pekerti atau hampanya tatanan nilai. Mereka menegaskan hampanya tatanan nilai atau budi pekerti disebabkan karena pola penanaman nilai dan moral anak dari keluarga yang terkesan setengah hati, yang mana dalam kenyataannya sudah dipercayakan kepada lembaga-lembaga penitipan yang tengah menjadi tren. Tanpa kita sadari bahwa semenjak kecil sampai dengan orang tua rentapun kita masih tergantung dengan lembaga-lembaga penitipan, seperti dari mulai playgroup sampai panti jompo. Hemat mereka sederhana, karena dengan cara itu segalanya menjadi instant dan tidak perlu ambil pusing. Padahal kalau kita tahu, setiap anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya selalu merindukan kelekatan psikologis maupun pendekatan dialogis. Hal demikian itu tanpa disadarai oleh pihak keluarga akan menjadi cikal bakal lahirnya perilaku (behavior) seorang anak yang nantinya akan beranjak dewasa.
Sedangkan pakar psikologi sosial, N. Smelser menyatakan bahwa aksi kekerasan baik yang berskala kecil maupun besar dipicu karena adanya suasana komunitas yang mendukung (condusive). Walau bagaimana pun, tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah produk dari lingkungannya, perilaku yang muncul merupakan model dimana ia belajar dari hal yang dialaminya. Dalam hal ini aksi kekerasan (neo-premanisme) yang dilakukan oleh segenap siswi yang sering disebut sebagai Geng Nero, dilakukan karena mereka merasa berada dalam suatu komunitas yang selalu diperlakukan tidak wajar oleh seniornya sehingga hal ini menyulut perilaku dendam yang tak berujung bahkan dinilai lebih agresif seakan-akan hilang dari akal sehat layaknya manusia normal biasa.
Lalu kepedulian apa yang mesti kita berikan melihat kenyataan di atas. Ada dua pendekatan yang dirasa sangat humanis dalam melihat fenomena aksi kekerasan anak sekolahan ini, yaitu dengan cara mengasah kecerdasan emosional anak dan menumbuhkan potensi akal sehat (reasoning) anak sejak dari dini.
Mengasah kecerdasan emosional anak, berarti bagaimana anak itu diarahkan untuk bisa peka dengan emosi yang dimilikiya dengan mampu mengendalikan perasaannya sesuai dengan kondisi lingkungannya, mampu mengenali emosi dan perasaan orang lain, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah terganggu emosinya, bereaksi dengan tepat sehingga mampu mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain.
Menumbuhkan potensi akal sehat (reasoning) berarti memberi pemahaman kepada anak bahwa akal sehat adalah akal yang dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan yang sehat. Hal itu bisa ditempuh dengan cara senantiasa mengembangkan argumentasi dan dialog dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Oleh karena itu, dua pendekatan inilah yang seharusnya menjadi ruh sistem pendidikan di negeri ini, pada akhirnya generasi muda mampu untuk senantiasa menghadirkan perdamaian setiap harinya, sehingga tidak menutup kemungkinan Ibu Pertiwi pun pasti tersenyum.
EUFORIA SEPAKBOLA VS HEROISME BANGSA
Label: Olahraga | author: Insight Community
Oleh Abd. Tsabit SPsi..,
PERHELATAN akbar si kulit bundar para penghuni benua biru telah usai. Muara suka cita yang terurai dalam isak tangis dan gelak tawa sudah paripurna. Banyak catatan monumental ditorehkan, ratusan juta mata telah terpasang, puluhan gol telah tercipta, guyuran kartu kuning dan kartu merah telah tersuguhkan, dan yang paling fantastis adalah eksodus massa serta gelimang uang selalu menghampiri medan magnetis makhluk yang bernama sepakbola. Singkat kata daya magis sepakbola telah mampu menjadi mobilitas vertikal di kolong jagad ini.
Para sosiolog menyebut fenomena ini dengan istilah euforia, sedangkan dalam ranah psikologi fenomena tersebut sudah masuk dalam terminologi fanatisme yang ekstrim. Euforia dan fanatisme ekstrim merupakan dua padanan kata yang memiliki substansi sama, yaitu dalam hal luapan ekspresi yang termanifes. Namun dalam ranah psikologi, fenomena fanatisme ini memiliki keunikan yang khas, yaitu suatu kondisi di mana individu memandang suatu figur dalam intensitas emosional yang tinggi, kuat, berlebihan, tidak memiliki alasan tetapi dianut secara mendalam sehingga sulit diubah terhadap suatu tokoh identifikasi yang dijadikan panutan. Melalui sepakbola, banyak orang yang merelakan hak istirahatnya (tidur) tidak mereka gunakan semestinya, banyak orang yang merasa kecewa berat dan terpukul hatinya ketika tim kesayangannya kalah, bahkan banyak pula yang ikhlas mengorbankan materi, harga diri, keluarga sekalipun demi larut dalam euforia sepakbola. Nampaknya fenomena inilah yang selalu melekat dalam diri sepakbola sepanjang sejarah olah raga permainan ini bergulir sampai sekarang.
Sepakbola dengan segala plus dan minusnya patut dijadikan pembelajaran oleh putra-putri bangsa supaya nusantara ini matang baik dari segi bangunan mentalitas (heroisme) para generasinya, maupun pola pengasuhan negeri yang cakap oleh para birokrasinya.
Mentalitas para pecandu sepakbola seolah memberikan warna dan pencerahan tersendiri terhadap segudang permasalahan bangsa yang rumit untuk diurai benang kusutnya. Belakangan ini, negeri kita dilelahkan dengan perang urat syaraf ideologi keyakinan, anarkisme, kekerasan, brutalisme, mafia peradilan dan lain-lain. Sehingga sah-sah saja jika kita mengatakan bahwa negeri ini tengah mengidap penyakit keropos mentalitas.
Keroposnya mentalitas bangsa ini disebabkan karena kita tidak sayang dan peduli terhadap negeri ini. Kita lebih memilih insting binatang dalam setiap menyelesaikan segala permasalahan, merasa nyaman padahal harga diri bangsa sedang diinjak-injak oleh suatu kepentingan, miskin pengorbanan dan serba ketergantungan.
Tidaklah penting bagi kita untuk mengatakan siapa yang menjadi kambing hitam atau penyebab peliknya permasalahan negeri ini, yang penting adalah bagaimana ke depan kita menerapkan format baru untuk membangun negeri. Salah satunya dengan spirit dan mentailtas pecandu sepakbola yang selalu siap membela dan berkorban di manapun dan kapanpun tim kesayangannya bertanding. Pesta Euro 2008 boleh berakhir, tetapi spirit dan heroisme untuk membangun negeri tak boleh kendur. BRAVO NUSANTARA!
Unjuk Rasa, Saatnya Beralih ke Unjuk Rasio..!!!
Label: Kekerasan | author: Insight Community
Oleh Abd.Tsabit SPsi,...
Sejarah dunia banyak mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap dapat mengganggu harmonisasi suatu bangsa sebagai akibat dari kekerasa massal. Di Uni soviet misalnya, pernyataan politik dari Gorbachev tentang Glassnot dan perestroika telah memicu kekerasan-kekerasan massal yang terjadi sampai sekarang, demikian pula kematian Presiden Tito telah mencetuskan kerusuhan di bekas negara Yugoslavia. Kalau kita amati secara sepintas, memang penyebab kasus-kasus di atas nampaklah berbeda dengan kasus yang sedang hangat terjadi di negeri kita, namun.........
dampak yang terjadi berupa kekerasan massal tidak jauh berbeda seperti yang kita rasakan.
Mencermati maraknya unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa yang cenderung anarkis baik sebelum dan sesudah kenaikan BBM belakangan ini, kiranya perlu mendapat perhatian serius dari semua kalangan baik kalangan akademisi, pejabat pemerintah, masyarakat dan lain-lain. Muncul satu pertanyaan kenapa hal itu bisa terjadi, padahal kita tahu bersama mahasiswa adalah kolektifitas kaum intelektual yang syarat dengan moral dan etika yang selalu menjadi ciri khas.
Mengutip pendapat Neil Smelser pakar psikologi sosial, dia menyatakan bahwa kekerasan massal baik yang berskala kecil maupun yang besar terjadi karena ada enam faktor. Keenam faktor itu adalah ketegangan, suasana yang mendukung, pendapat umum, sarana mobilisasi massa, berkurangnya kendali sosial, dan pemicu. Dari keenam faktor yang disebutkan, penulis hanya akan menyinggung satu faktor saja yaitu faktor ketegangan karena hemat penulis faktor ini nuansanya lebih psikologis namun efeknya bisa terlihat dalam ranah sosial.
Ketegangan (strain) adalah faktor utama yang menjadi benih dari timbulnya kekerasan massal. Faktor ini timbul karena adanya frustasi, yang timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Karena harapan merupakan faktor subjektif dan relatif, maka kesenjangan yang bisa menimbulkan frustasi dan kekerasan massal ini pun bersifat subjektif dan relatif. Dalam hal ini, realita unjuk rasa yang terjadi di negeri kita adalah persis dengan yang dikemukakan pakar psikologi sosial di atas, di mana mahasiswa sudah frustasi karena harapan-harapan mereka menuntut penolakan kenaikan BBM tidak digubris oleh kesadaran para pejabat elit politik, padahal para pejabat elit politik tahu dan mendengar setiap unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa. Bahkan kenyataan yang terjadi adalah pemerintah tetap menaikkan BBM terhitung sejak tanggal 24 Mei 2008 pukul 00.00 WIB. Sehingga dari sini kekerasan massal yang terjadi seperti di UNAS, UKI, UNHAS Makassar dan Universitas lainnya tak terelakan lagi. Lalu siapa yang mesti disalahkan?
Menyalahkan sepenuhnya kepada mahasiswa tidaklah adil rasanya karena mahasiswa sendiri bukanlah malaikat, tapi mereka adalah sosok manusia yang punya batas ambang kesabaran apalagi motivasi mereka adalah demi memperjuangkan hak-hak rakyat. Menyalahkan kapada para aparat kepolisian juga tidak dibenarkan sepenuhnya karena mereka dalam rangka bertugas menjaga ketertiban dan keamanan. Intinya dalam hal ini tidaklah penting bagi kita untuk mengetahui siapa yang patut disalahkan, yang penting adalah bagaimana ke depan terminologi unjuk rasa yang dinilai rentan dengan nuansa anarkis (subjektif, pengorganisaian yang rapuh, komunikasi (media demonstrasi) yang kurang santun dan cenderung mengandalkan emosional baik pelaku unjuk rasa maupun yang merespon unjuk rasa) ini, sudah saatnya beralih pada paradigma unjuk rasio, yang mana model unjuk rasio ini menekankan kepada objektifitas, pengorganisasian yang elegant, kejernihan berfikir, komunikasi (media demonstrasi) yang santun, sehingga tanggapan atau resfon yang diberikan adalah respon (pelayanan) yang rasional demi kemaslahatan bersama.
Pidato CEO Apple, Steve JOB
Label: Pidato CEO Apple, Steve JoB | author: Insight Community
Sambutan Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios, dalam sebuah acara wisuda pada tanggal 12 Juni 2005. Semoga memberi Inspirasi.
Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. Hari ini saya ingin berbagi cerita dalam kehidupan saya.
Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik
Saya putus kuliah dari Reed College setelah enam bulan pertama, namun saya tetap ada di kampus selama 18 bulan kemudian, sebelum benar-benar saya berhenti.
Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena “kecelakaan” dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran ingin bayi perempuan.
Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan
Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi. Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah.
Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan-habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya.
Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka.
Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.
Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya.
Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga.
Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.
Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik.
Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu.
Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang.
Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang.
Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.
Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan.
Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi.
Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley.
Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya.
Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas.
Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia.
Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple.
Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan.
Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.
Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah.
Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya.
Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.
Cerita Ketiga Saya: Kematian
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri:
“Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?”
Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.
Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan.
Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang.
Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor.
Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi.
Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:
Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.
Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain.
Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda.
Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan.
Semua hal lainnya hanya nomor dua. Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama “The Whole Earth Catalog”, yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park , dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya.
Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin ketik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalog”, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir.
Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh).
Itu adalah pesan perpisahan mereka sebelum mereka pergi. Dan saya selalu berharap hal itu untuk saya sendiri. Dan sekarang, kalian para lulusan baru, saya mengharapkan itu untuk kalian.
Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh.
Mengintip Foto Facebook bukan teman Ala Joko Tingkir
Label: Tips Facebook | author: Insight CommunitySobat IC yang Semangat selalu. Pernahkan anda ingin melihat atau mengintip Seseorang yang sedang mandi. Bagaimana rasanya waah pasti sangat deg...deggg..gan.. ya... eiit.. dari pada ngintip orang mandi yang ngebuat daftar dosa kita tambah banyak.
Enakan Mengintip ala Joko Tinggkir Online aja yu..
kali ini adalah Cara Melihat atau Mengintip Foto Facebook Ala Joko Tinggkir Modern.– anda ingin melihat atau mengintip di facebook, namun orang tersebut belum menjadi teman anda? Apa yang terjadi, facebook tidak akan mengijinkan anda untuk melihat foto yang ada didalam acount facebook tersebut sebelum anda menjadikan dia sebagai teman
Untuk melihat ataupun mengintip foto seseorang yang ada di facebook yang belum anda add menjadi teman dapat dilakukan dengan tips dan trik berikut ini:
1. Silahkan Login menggunakan acount anda di facebook.
2. Copy Paste Code yang ada dibawah ini ke Browser Anda
http://www.facebook.com/login.php?api_key=63b7a5b8175cf509044b63af282108b4&v=1.0&next=http%3A%2F%2Fphotostalker.viewprivatefacebookpictures.com%2F&canvas=1&_fb_q=1
3. Setelah anda kunjungi url yang ada pada kotak diatas, maka akan terlihat tampilan
4. Klik “Allow” untuk setuju dengan ketentuan dan kebijakan yang dipersyaratkan
5. Akan muncul tampilan lagi
6. Cari alamat Facebook yang hendak anda lihat atau intip fotonya, dan pastekan ID Facebook yang akan dilihat fotonya itu tepat pada kolom yang diwarnai merah yang terlihat pada gambar tampilan
Gimana enakan kan tiups mengintip ala joko tingKir online.. baca Tips-tips dari Insight Community lagi ya...
Proposal Hidup
Label: Proposal Hidup | author: Insight CommunitySobat sekarang IC mau posting lagi nie, walaupoun malam minggu gak masalah enakkan menikmatihidup, kaya lagunya mak Oppie he.. Im Single in very happy…
“aku baik-baik saja
menikmati hidup yang aku punya
hidup ku sangat sempurna
Im single in very happy
Mengejar mimpi-mimpi Indah
Berteman dengan smua
Im single Im very happy”
Lain jutin dsendiri ye……..
Kembali ke topik kemarin IC dapat wangsit alias ide lagi nie setelah jalan-jalan di salah satu toko buku IC merasa tertarik melihat satu buku yang judulnya “ Tuhan inilah, Proposal Hidupku, karya Kang Zamil azzaini… waaau… keren IC biasa buat proposal kegiatan, proposal, penelitian dan proposal minta dana ke Orang tua ( hii… memalukan udah gede masih minta gantian ngasih Ortu donk..). Dengan cepat IC ngambil buku itu dan langsung membelinya. Langsung IC baca.. Ajib…… kereen buanget… Sobat pernah ga kita berpikir (pernah donk he..) hidup kita paling yang ga nyampe 100tahun itu mau diisi dengan apaan, gak kebayang kan jika smua kita isi dengan hal-hal negatip dan kita mau menyia-nyiakan hidup kita dan jadi beban bagi orang-orang disekitar kita.. kalo IC bilang si emmooh……..
Proposal hidup itu pun menjawab kegelisahan kita. Coba mengingat .. kita sering membuat proposal kegiatan, ambil contoh saat mau diadakan panitia Mahasiswa baru.. smua dipersiapkan.. smua di planingkan dari waktu, dana anggaran pee semua detail banget. Sampai acara 3bulan yang akan datang dan acara paling Cuma 3 hari kitamembuat proposal yang sungguh Top markotop.. tapi dan tapi kita ga mencoba membuat Proposal hidup kita, hidup yang akan kita jalani. Selama bertahun-tahun di alam Nyata alias dunia. Di Universitas Harvard Amrik sana pernah diadain penelitian terhadap lulusannya, semisal lulusan mereka ada 100 orang smua dikumpulkan dan ditanya. Tentang impian atau cita-cita. 70 orang tidak punya mimpi. 20 orang punya mimpi dan 10 orang punya mimpi dan tertulis inget tertulis”. 20 tahun kemudian mereka dikumpulkan kembali dan ternyata eh ternyata 70 orang tadi yang tidak mempunyai impian mereka hidup bisa dibilang kekurangan , 20 orang yang punya mimpi penghasilan mereka 3x lipat dari 70 orang tadi dan 10 orang (dengan nada keras) 10 orang sobat... yang punya mimpi dan mimpi itu tertulis penghasilan mereka 10x lipat dari 20 dan 70 orang tadi hayo..... jadi alangkah apiknya kalo kita mulai dari sekarang mulai dari kecil dan mulai saat ini (kaya om aa gym aja) kita mulai untuk membuat Proposal hidup kita.
Dibuku itu diarahkan untuk membuat proposal hidup yang baik maka kita diarahkan untuk:
- Pertama menyadari kalo kita adalah Masterpiese alias manusia yang Spesial unik yang kagak ada oprang di belakang bumi ini (muka oon) yang sama persis dengan kita dari kita lahir, lingkungan kita pengalaman-pengalaman kita dsb.. (dan saya bingung)
- Kedua kita dituntun tuk menerapkan prestasi terbaik kita.. Terbaik ya sobat.. mungkin sobat mau menentukan umur 45 tahun atau berapa yang pasti terbaik yang saat sobat mengingat mimpi sobat bisa meneteskan air mata. Contoh kalo sobat pengin menjadi salah satu CEO terbaik di Indonesia pada tahun 2034 yang akan memperkerjakan 11ribu kepala keluarga dan membuat sekolah enteptenuar gratis khusus bagi anak-anak dan pemuda miskin dan membuat bank khusus memberikan peminjaman modal bagi orang-orang miskin. Atau sobat bisa saja mencita-citakan bikin rumh sakit atau apa aja.. yang pasti mimpi itu harus bermanfaat kepada orang-orang di sekitar sobat.
- Ketiga sobat harus memilih keahlian (Expert) yang akan mendekatkan pada impian sobat tadi
- Keempat sobat diminta memilih guru atau pembimbing yang sobat percaya dan yakin sepenuhnya pada guru sobat. Ada tiga guru. Guru expert, guru kehidupan, dan guru spiritual.
- Kelima sobat harus menulisakan komitmen-komitmen apa yang sobat mau buktikan untuk mengejar impian sobat tadi.
- Keenam penutup dah ya ditutup Salamuangaiukum....
He..he.. blum slesai celotehnya..
Gimana sobat maknyuuuss... kan kalo kita punya proposal hidup. Pasti dech kita akan tambah giroh (semangat) tuk menjalani hidup ini...
Big Dreamt .. star... Small Action Now...Go......!!!!!!
--By.. adQ…--
Bunglon dan katak Mirip kita
Label: Just Rilex | author: Insight Community
Diri saya berhenti bergerak ketika melihat pohon di depan rumah saya, saya melihat binatang lucu yaitu bunglon, bunglon itu merayap ke dedaunan dan warna bunglon menjadi hijau, tiba-tiba...
bunglon itu terjatuh ke tanah dan warna bunglon iu berubah menjadi kecoklatan. Saya pun tersenyum sendiri hebat.-hebat (ucapan dalam hati).
Saya pun kembali berjalan, iseng saja melihat kolam di depan rumah saya, eit… ada katak alias kodok. Wah katak itu hebat biasa hidup di darat dan di air. Berarti hidup di dua dunia. Fenomena hari itu pun aku biarkan lalu begitu saja, terlupa dengan kesibukanku di hari itu, namun sesaat menjelang malam pikiranku terinagt kembali akan bunglon dan kodok, saya berpikir mereka hidup di dua dunia kok mirip saya sih.
Terkadang saya ga mengerti tentang saya sendiri. Kemarin bilang A besok bilang Z. Kadang saya menganjurkan kepada teman-teman untuk semangat belajar tapi diri saya yang pertama kali malas-malasan. Saya ber koer-koer untuk hidup hemat- bekarja dan giat lah dalam beribadah. Namun saya sendirilah yang melanggar anjuran saya dengan hidup boros, malas, dan berbuat maksiat. Saya tersenyum dengan lamunan saya. Satu hal positip yang saya cermati dalam lamunan tentang kodok dan bunglon berarti manusia tidak ada yang sempurna ”nobody is prefect”. Ayo berkaca loh kok pipinya kaya kodok Rambutnya kaya jambul bunglon.....hii......
--aDQ--
Mandikan Aku Bunda
Label: Inspirasi | author: Insight Community
Di bawah ini adalah salah satu contoh tragis.
Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya .....
Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.
Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.
Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.
Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.
Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.
''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.
Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''.
Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.
Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.
Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.
Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?'' Saya diam saja.
Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.
-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
-- Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
-- Pelajaran yang sangat menyedihkan.
LOMPATAN IMAJINASI
Label: Inspirasi | author: Insight Community”Karena segala proses penciptaan manusia dimulai dari imajinasi,
maka proses menjadi kaya pertama-tama adalah proses imajiner.”
~ Pandir Karya
”Apa yang diperlukan untuk menjadi kaya?” tanya saya kepada sejumlah kawan.
”Uang yang banyak,” kata Iin.
”Bakat,” jawab Toni.
”Ide brilian,” timpal Herlina.
”Orangtua yang kaya,” ujar Didi.
”Perusahaan yang besar,” jelas Diah.
”Pasangan yang kaya,” sela Rudy.
”Sejumlah formula dan kiat,” gagas Yuyun.
”Kawan-kawan yang kaya,” ujar Lilik.
”Daya tarik dan pesona,” papar Dewi.
”Gaji besar,” respons Indra.
***
Segala sesuatu yang diciptakan manusia, diciptakan dua kali. Pertama, dalam pikiran sebagai gagasan, gambar, sketsa, impian, visi, atau apa pun istilah yang sepadan dengan itu. Kedua, dalam dunia nyata yang tampak oleh mata inderawi kita. Prinsip ini begitu sederhana, sehingga sering kali kurang disadari kedahsyatannya dalam kehidupan nyata.
Kita tentu tahu bahwa kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme dimulai dari gagasan, dari alam pikiran, dari visi, dari penglihatan mata budi dan mata batin bapak-bapak bangsa ini. Sejumlah orang menyebutkan bahwa kata ”MERDEKA” pertama kali digunakan, atau sekurang-kurang paling sering digunakan oleh Bung Karno dalam pidato-pidatonya yang memukau sejak tahun 1920-an. Lalu ”gagasan” ini bergulir, melahirkan sejumlah pergerakan, sampai kita mengalami kemerdekaan secara nyata, secara fisik, 17 Agustus 1945.
Proyek-proyek pembangunan seperti Monas, Taman Mini Indonesia Indah, atau Taman Impian Jaya Ancol, juga dibangun dengan impian, visi, sketsa, denah, gambar-gambar, cetak biru yang sudah lebih dulu ada dalam benak penggagas dan pelaksana proyek. Dan, ketika proyek-proyek semacam itu jadi, sebenarnya itu merupakan penciptaan kedua. Apa lagi kalau kita bicara tentang proyek-proyek bangunan yang dirancang dengan ambisi menjadi yang tertinggi di dunia. Semuanya pastinya melewati proses pertukaran gagasan, perdebatan, dan cetak biru yang dibuat dan disempurnakan secara bertahap sampai sebuah bangunan megah bisa nampak oleh mata inderawi manusia.
Segala sesuatu yang diciptakan manusia, diciptakan dua kali. Dalam proses penciptaan pertama—sebagai ide atau gagasan—waktu yang diperlukan mungkin tidak terlalu lama. Namun, dari penciptaan pertama (baca: ide) ke penciptaan kedua (baca: menjadi kenyataan kasat mata), waktu yang diperlukan acapkali jauh berlipat kali lebih panjang. Berapa waktu yang diperlukan untuk merancang bangunan seperti menara kembar Petronas di Malaysia? Berapa kali lipat waktu yang diperlukan para insinyur untuk membuatnya menjadi bangunan yang benar-benar dapat dilihat, dipegang, dan dipergunakan manusia? Gambar yang dibuat dalam hitungan hari atau minggu, mungkin harus dikerjakan dalam hitungan tahun, berpuluh atau beratus kali lipat waktunya.
Jika segala sesuatu yang diciptakan manusia, diciptakan dua kali, maka proses penciptaan kekayaan tidaklah merupakan pengecualian. Untuk menjadi kaya, orang harus pertama-tama bisa menciptakannya dalam pikiran. Untuk menjadi kaya, orang harus belajar berimajinasi sebagai orang kaya. Membayangkan apa yang perlu ia lakukan secara berkala agar kekayaannya terus bertambah. Membayangkan apa yang sebaiknya ia lakukan jika mendadak ia dapat uang ekstra dari proyek-proyek sampingan di luar pekerjaan rutinnya. Membayangkan hal-hal apa saja yang sebaiknya ia pelajari untuk mempersiapkan dirinya agar menjadi kaya. Membayangkan pos-pos pengeluaran yang mana saja yang bisa dihemat agar hartanya terkumpul lebih cepat. Membayangkan keputusan-keputusan yang bagaimana yang harus diambil untuk membawa dirinya ke arah kekayaan yang lebih besar. Membayangkan sejumlah manfaat kekayaan bagi hari depannya, kelangsungan hidup keluarga dan kerabatnya, dan masa depan komunitas di mana ia hidup dan berkarya. Semuanya adalah penciptaan tahap pertama, penciptaan dalam dunia mental, dalam alam pikiran, dengan memanfaatkan daya imajinasi belahan kanan otak manusia.
Jika penciptaan dalam imajinasi itu begitu jelas dan emosional, maka akan muncul dorongan kuat untuk bertindak, mengambil langkah-langkah konkrit untuk menjadi kaya. Imajinasi, tujuan, atau sasaran keuangan yang jelas dan emosional juga akan menumbuhkan benih-benih disiplin untuk berani menunda kenikmatan sesaat hari ini atau minggu ini, demi manfaat yang lebih besar di masa mendatang, lima, sepuluh, atau dua puluh tahun lagi. Imajinasi yang jelas dan emosional itu adalah inti kekuatan yang menentukan apakah cita-cita menjadi kaya akan sampai pada tindakan dan disiplin untuk mencapainya, atau hanya merupakan keinginan dan harapan kosong belaka (”Wishing and hoping doesn’t make it so,” kata bule bijak yang pernah menceramahi saya).
Dalam pengamatan saya, sejumlah program seminar dan pelatihan untuk menjadi kaya yang muncul di Indonesia hampir bersamaan dengan dimulainya era reformasi, sangat kurang menekankan pentingnya persiapan mental-emosional untuk menjadi kaya. Sangat kurang ditekankan bahwa menjadi kaya itu memerlukan persiapan agar kekayaan tidak justru mendatangkan musibah bagi kehidupan pribadi, keluarga, atau lingkungan komunitas sekitar kita. Yang paling nyaring digembar-gemborkan adalah soal CARA, dan bahkan acapkali satu-satunya yang dibicarakan memang soal TEKNIK dan CARA itu saja. Hampir tidak pernah dibahas secara berimbang soal MENGAPA kekayaan membawa manfaat kepada sejumlah orang, tetapi bagi orang yang lain kekayaan membawa petaka seperti hancurnya rumah tangga, keterlibatan dalam narkoba dan obat terlarang lainnya, dan tindak kriminal lainnya.
Bivie Arifin, manajer senior di sebuah jaringan radio nasional di Jakarta, pernah menuturkan kepada saya sebuah kisah orang Depok yang mendadak kaya tanpa persiapan secara imajiner, alias tidak siap mental-emosional. Orang ini tidak pernah punya penghasilan di atas Rp 10 juta per bulan. Hidupnya tidak kekurangan, tetapi juga tidak bisa berlebihan. Tiba-tiba ia mendapatkan semacam hibah dari mertuanya untuk mengelola hasil penjualan bisnis senilai Rp 2,4 miliar. Ia gembira, dan langsung mengubah gaya hidup dirinya dalam keluarganya. Mobil dan motornya berganti dengan jenis yang lebih mewah. Biaya konsumsinya meningkat drastis. Dan dalam hitungan kurang dari dua belas bulan, semua dana tersebut ludes nyaris tanpa bekas. Ia pun kembali ke standar hidup sebelumnya.
Jansen H. Sinamo, yang oleh kawan-kawan media diberi panggilan Guru Etos Indonesia, juga menceritakan kepada saya tentang nasib tetangganya di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Pada tahun 1970-an, tetangga yang miskin ini mendadak mendapatkan undian berhadiah yang nilainya luar biasa kala itu. Ia berhasil menebak 4 angka benar, sehingga mendapatkan hadiah terbesar yang diundikan. Gaya hidupnya langsung berubah menjadi lebih konsumtif. Dan kalau dulu ia menggunakan uang Rp 25 per minggu untuk memasang nomor undian, maka setelah dapat hadiah ia menggunakan Rp 500 per minggu dengan harapan mendapatkan hadiah besar lagi. Artinya, hanya dalam soal memasang nomor undian saja, ia meningkatkan pengeluarannya sampai 20 kali lipat. Tak heran dalam hitungan bulan ia kemudian kembali lagi kepada keadaannya yang sebelumnya. Ia menjadi orang kaya yang ”pensiun dini” alias kembali miskin seperti dulu.
Kedua contoh sederhana barusan hanya ingin menegaskan pentingnya persiapan untuk menjadi kaya secara otentik, secara bermakna, secara terhormat. Orang-orang yang ingin menjadi kaya harus belajar melakukan apa yang saya sebut lompatan imajinasi. Artinya, ia harus bisa membangun kemampuan untuk berpikir seperti orang kaya, sekaligus menyadari posisi sementaranya sebagai orang yang belum benar-benar kaya. Ia harus belajar ”mencicipi” masa depannya yang mapan secara keuangan, agar motivasi dan disiplinnya diberi makan dari waktu ke waktu. Ia perlu berlatih untuk tidak kalang kabut dengan makin bertambahnya harta miliknya. Ia perlu berlatih untuk memastikan bahkan pola konsumsinya tetap lebih kecil, bahkan semakin kecil, dibandingkan dengan jumlah penghasilan yang diperolehnya. Ia perlu mendidik dirinya untuk terus menerus mengembangkan sumber-sumber penghasilan yang produktif. Dan seterusnya. Ia perlu melakukan semua hal itu pertama-tama dan terutama dalam imajinasinya, sebagai pertanda kesiapan dirinya untuk menerima kekayaan dari alam semesta ciptaan Tuhan ini.
Jadi, apakah yang diperlukan untuk menjadi kaya secara terhormat?
AYAHKU TUKANG BATU
Label: Inspirasi | author: Insight Community
Action & Wisdom Motivation Training
Alkisah, sebuah keluarga sederhana memiliki seorang putri yang menginjak remaja. Sang ayah bekerja sebagai tukang batu di sebuah perusahaan kontraktor besar di kota itu. Sayang,
sang putri merasa malu dengan ayahnya. Jika ada yang bertanya tentang pekerjaan ayahnya, dia selalu menghindar dengan memberi jawaban yang tidak jujur. "Oh, ayahku bekerja sebagai petinggi di perusahaan kontraktor," katanya, tanpa pernah menjawab bekerja sebagai apa.
Si putri lebih senang menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Ia sering berpura-pura menjadi anak dari seorang ayah yang bukan bekerja sebagai tukang batu. Melihat dan mendengar ulah anak semata wayangnya, sang ayah bersedih. Perkataan dan perbuatan anaknya yang tidak jujur dan mengingkari keadaan yang sebenarnya telah melukai hatinya.
Hubungan di antara mereka jadi tidak harmonis. Si putri lebih banyak menghindar jika bertemu dengan ayahnya. Ia lebih memilih mengurung diri di kamarnya yang kecil dan sibuk menyesali keadaan. "Sungguh Tuhan tidak adil kepadaku, memberiku ayah seorang tukang batu," keluhnya dalam hati.
Melihat kelakuan putrinya, sang ayah memutuskan untuk melakukan sesuatu. Maka, suatu hari, si ayah mengajak putrinya berjalan berdua ke sebuah taman, tak jauh dari rumah mereka. Dengan setengah terpaksa, si putri mengikuti kehendak ayahnya.
Setelah sampai di taman, dengan raut penuh senyuman, si ayah berkata, "Anakku, ayah selama ini menghidupi dan membiayai sekolahmu dengan bekerja sebagai tukang batu. Walaupun hanya sebagai tukang batu, tetapi ayah adalah tukang batu yang baik, jujur, disiplin, dan jarang melakukan kesalahan. Ayah ingin menunjukkan sesuatu kepadamu, lihatlah gedung bersejarah yang ada di sana. Gedung itu bisa berdiri dengan megah dan indah karena ayah salah satu orang yang ikut membangun. Memang, nama ayah tidak tercatat di sana, tetapi keringat ayah ada di sana. Juga, berbagai bangunan indah lain di kota ini di mana ayah menjadi bagian tak terpisahkan dari gedung-gedung tersebut. Ayah bangga dan bersyukur bisa bekerja dengan baik hingga hari ini."
Mendengar penuturan sang ayah, si putri terpana. Ia terdiam tak bisa berkata apa-apa. Sang ayah pun melanjutkan penuturannya, "Anakku, ayah juga ingin engkau merasakan kebanggaan yang sama dengan ayahmu. Sebab, tak peduli apa pun pekerjaan yang kita kerjakan, bila disertai dengan kejujuran, perasaan cinta dan tahu untuk apa itu semua, maka sepantasnya kita mensyukuri nikmat itu."
Setelah mendengar semua penuturan sang ayah, si putri segera memeluk ayahnya. Sambil terisak, ia berkata, "Maafkan putri, Yah. Putri salah selama ini. Walaupun tukang batu, tetapi ternyata Ayah adalah seorang pekerja yang hebat. Putri bangga pada Ayah." Mereka pun berpelukan dalam suasana penuh keharuan.
Pembaca yang budiman,
Begitu banyak orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri apa adanya. Entah itu masalah pekerjaaan, gelar, materi, kedudukan, dan lain sebagainya. Mereka merasa malu dan rendah diri atas apa yang ada, sehingga selalu berusaha menutupi dengan identitas dan keadaan yang dipalsukan.
Tetapi, justru karena itulah, bukan kebahagiaan yang dinikmati. Namun, setiap hari mereka hidup dalam keadaan was was, demi menutupi semua kepalsuan. Tentu, pola hidup seperti itu sangat melelahkan.
Maka, daripada hidup dalam kebahagiaaan yang semu, jauh lebih baik seperti tukang batu dalam kisah di atas. Walaupun hidup pas-pasan, ia memiliki kehormatan dan integritas sebagai manusia.
Sungguh, bisa menerima apa adanya kita hari ini adalah kebijaksanaan. Dan, mau berusaha memulai dari apa adanya kita hari ini dengan kejujuran dan kerja keras adalah keberanian!
diposting dari, artikel:
Andrie Wongso